Kamis, 08 November 2007

Garis Organik Kayu Lapis


Pemahaman mendalam terhadap karakteristik material sangat mendukung desain modern. Kayu lapis sebagai temuan teknologi material abad ke-20 telah menjadi media potensial dalam perkembangan desain modern.

Kayu lapis yang dapat dibuat melengkung sampai batas optimal memungkinkan dibuatnya desain baru yang sesuai dengan desain modern.

Inovasi ini memungkinkan kayu yang telah dipakai sejak zaman primitif dapat hadir di kancah desain modern dengan bentuk baru yang mutakhir. Bentuk lengkung dalam desain umumnya disebut organis, karena meniru bentuk-bentuk yang ada (dan hidup) di alam.

Upaya membuat desain mebel dengan kayu yang dilengkungkan berawal dari pemahaman terhadap karakteristik serat kayu.

Sukses pertama desain dengan bahan kayu solid yang dilengkungkan dicapai Gebruder Thonet dari Austria pada tahun 1885. Dia berhasil membuat kursi makan dengan struktur rangka yang dibuat melengkung.

Thonet juga membuat terobosan modern dalam bidang konstruksi, yaitu dengan cara terurai (knock down) hingga faktor pengiriman menjadi lebih efisien. Satu meter persegi peti dapat memuat 12 unit kursi makan dalam keadaan terurai.

Serat kayu yang dipanaskan akan lentur dan mudah dilengkungkan. Tetapi, ukuran pada bagian yang dilengkungkan akan mengecil karena serat jadi bertumpuk. Cara lain yang kemudian banyak dipakai pada industri kayu lapis modern adalah dengan proses pendinginan. Metode terakhir ini membuat serat pada bagian kayu yang dilengkungkan tidak berubah ukurannya.

Sukses dalam pengolahan kayu lapis yang dilengkungkan dan diproduksi dalam skala industri dicapai arsitek Finlandia Alvar Aalto pada tahun 1931/1932. Dia berhasil melakukan percobaan membuat kursi dari bahan kayu lapis yang dilengkungkan dengan ketebalan minimal. Kursinya dinamai Paimio atau model no.41.

Bentuk kursi yang ergonomis dan karakteristik masyarakat setempat yang efisien memungkinkan tidak perlu lagi penambahan material pengempuk seperti bantalan jok.

Sukses selanjutnya dicapai Arne Jacobsen dengan kursi Myren (semut) dan kursi seri 3107 yang didesain pada 1955 dan terus diproduksi sampai sekarang. Kursi Jacobsen ini merupakan kursi kayu lapis pertama yang diproduksi secara modern.

Gagasan kayu lapis lengkung terus menginspirasi desainer generasi selanjutnya seperti Eero Saarinen dan Sori Yanagi untuk menghasilkan bentuk-bentuk baru.

Bentuk lengkung pada sandaran yang biasa dari bahan busa dengan salut, diganti oleh Philipe Starck dengan kayu lapis lengkung seperti tampak pada karyanya, Costes (1982), yang memakai pelapis kayu mahoni.

Minimalis

Desain modern menghendaki efisiensi material dan bentuk. Desain kursi berbahan kayu lapis selain memungkinkan penggunaan material yang efisien dan penggunaan bentuk lengkung, juga memungkinkan tercapainya bentuk ergonomis. Selain itu, tentu saja desain yang kreatif membuatnya juga dapat tampil dalam bentuk kontemporer.

Seperti kursi Trinidad karya Nana Ditzel. Kursi ini terinspirasi bentuk daun palem yang kemudian diadopsi ke dalam sandaran dan dudukan kursi dari bahan kayu lapis yang dilubangi, seperti ruang di antara daun palem.

Desain postmodern juga dapat menggunakan material kayu lapis, seperti yang ditunjukkan Robert Venturi lewat karyanya, Queen Anne, yang mengambil siluet dari kursi klasik. Meskipun tampak meriah karena menggunakan hiasan bergaris dan bunga, kursi itu hanya berbahan kayu lapis yang dilengkungkan.

Pemakaian bahan yang minim menghasilkan bentuk minimalis hingga membuat ruang lebih leluasa. Dudukan atau sandaran yang hanya selembar kayu lapis dengan ketebalan 9 milimeter tentulah akan sangat menghemat penggunaan bahan. Dari segi pelestarian lingkungan hidup, bahan kayu lapis lebih unggul dibandingkan dengan material plastik karena tidak akan mencemari lingkungan.

Prospek Indonesia

Indonesia yang produsen raksasa kayu lapis dapat mengembangkan kelebihan kayu lapis ini ke dalam bentuk desain yang tidak kalah dibandingkan dengan desain dari luar sekaligus berupaya menghemat hutan tropis.

Produsen mebel Tanah Air sudah selayaknya mengembangkan desain dengan pendekatan hemat bahan baku yang dapat dilakukan dengan media kayu lapis lengkung.

Meskipun sanggup menghasilkan bentuk desain kontemporer, teknologi proses pembuatan kayu lapis lengkung ini sesungguhnya tidaklah sesulit atau serumit kelihatannya. Cukup dengan mesin pres dan cetakan dari kayu, membuat kayu lapis lengkung sudah dapat dilakukan.

Material lain yang umum dipakai sebagai kombinasi dengan kayu lapis lengkung adalah besi tubular berdiameter kecil pada bagian struktur dan kaki. Penggabungan kayu lapis lengkung dengan material besi memungkinkan tercipta beragam bentuk dengan bahan yang efisien dan desain tak kalah menarik.

Desainer maupun arsitek lulusan sekolah desain dalam negeri telah dapat membuat desain kursi berbahan kayu lapis yang melengkung organik dan menghasilkan garis indah yang liris.

Jamaludin Wiartakusumah Dosen Desain Itenas Bandung

Selasa, 06 November 2007

Teknik mendesain kitchen set anda

Langkah pertama dalam mendesain kitchen set adalah ‘mendeskripsi-kan’ konsep dapur apa yang anda inginkan, seperti :

· Apakah di dapur anda nantinya di-inginkan banyak tempat untuk tempat penyimpanan perkakas dapur anda yang ‘mungkin’ banyak jumlahnya

· Apakah di sana nantinya digunakan juga sebagai meja makan atau tempat untuk menyantap ’Breakfast’ anda

· Apakah anda tipe orang yang senang memasak

· Apakah saja appliance yang anda perlukan

· Dan lain sebagainya

Hal tersebut digabungkan dengan pertimbangan kondisi ruangan, seperti :

· Bagaimana lay-out ruangan dapur tersebut terhadap ruangan-ruangan yang lain di sekitarnya

· Apa tipe dan jenis finishing yang mendominasi interior rumah anda

· Apakah pencahayaan dan sirkulasi udara di dapur sudah cukup

· Dimana saja letak jendela dan pintu pada lay-out ruang dapur

· Dimana arah jendela menghadap

· Dimana letak saluran pembuangan air kotor terdekat

· Dimana letak outlet air bersih terdekat

· Dengan appliance yang nanti anda inginkan, apakah daya listrik sudah cukup untuk mengaliri-nya di ruang dapur

· Apakah ada bangunan bertingkat di sekitar rumah anda

· Dan lain sebagainya

Dengan memperhitungkan factor-faktor tersebut di atas ditambah dengan factor budget yang ada dalam estimasi anda, kita bisa mulai membuat sketsa tentang dapur yang anda inginkan dengan melakukan :

1. Mendata kitchen appliance yang anda miliki sekarang dan yang anda inginkan di masa mendatang, mulai dari ukuran, hingga karakteristik appliance tersebut (bagaimana arah bukaan, bagaimana mengoperasikan, apakah memerlukan daya listrik, apabila diperlukan proses maintenance/refill terhadap appliances tersebut bagaimana prosesnya)

2. Apakah dalam pertimbangan estetika ruangan dan budget dimungkinkan untuk menaruh sink di sudut persimpangan rencana kitchen set

3. Apakah diinginkan sebuah sink dengan double bowl dan atau ‘sayap’ yang panjang

4. Remodeling harus menganut prinsip bahwa ada 3 lokasi di area dapur yang harus ada yaitu area cooking/memasak, area mencuci/sink, dan area storage/penyimpanan bahan memasak yang idealnya terhubung dalam arah segitiga satu dengan yang lain, dengan jarak yang cukup untuk pergerakan lalulintas orang diantaranya dan kemudahan menjangkau.

5. Apakah nantinya diinginkan ada mesin cuci front loading di area dapur

6. Apakah barang-barang yang hendak ditaruh di area dapur banyak memerlukan tipe tray/laci

7. Apakah sirkulasi udara di area dapur hendak dibantu oleh exhaust fan/filtrack

8. dan lain sebagainya

apabila sket rencana dapur tersebut sudah dibuat, maka kita tentukan :

1. model desain dapur yang kita inginkan (minimalis, country, dsb)

2. finishing lemari dapur yang diinginkan (melamic, duco, fancy sealer, dsb)

3. material counter top yang kita inginkan (granit, marmer, solid timber, tacon, dsb)

4. model, material, dan ukuran sink yang hendak kita pasang

5. model dan ukuran kompor yang hendak kita pasang

6. jenis faucet/keran air yang hendak kita pasang (model counter top/keran dinding/dengan shower/dsb)

7. ukuran bersih ruangan, yang sekurang-kurangnya kita ukur dari 2 elevasi pengukuran yang berbeda (gunanya untuk me-metakan kemiringan dari tiap bagian dinding ruang dapur)

8. ketinggian kusen jendela bagian bawah terhadap lantai dapur

9. ketinggian bersih ruangan yang di ukur dari jarak lantai ke plafon

10. dimana saja kita akan meletakkan stop kontak untuk appliance yang sudah kita pilih

11. ketinggian standar untuk lemari dapur bagian bawah adalah :

- 90 cm untuk standar internasional

- 85 cm untuk standar Indonesia/Asia

12. jarak antara bagian atas lemari bawah (cupboard) dengan bagian bawah lemari gantung (over head cupboard) adalah antara 55 – 60 cm

13. tinggi standar over head cupboard adalah 90 cm

14. lebar tempat sendok (sudah fabrikasi) yang kita pilih (hal ini berkaitan dengan desain lebar laci tempatnya berada)

setelah sketsa kita selesai, maka kini kita serahkan pada pihak pembuat untuk menterjemahkan sketsa kita dengan gambar desain yang lebih akurat.

Ingat: karena tipikal ruang, macam appliances, dan kebiasaan penggunanya, tidak ada satupun dapur yang akan sama persis, sehingga dapur dalam rumah anda nantinya sangat typikal sekali, hanya sesuai dengan anda pemiliknya.

Semoga informasi singkat di atas membantu dalam perencanaan ruang dapur anda.

Salam hormat kami

Mulia kitchen


MULIA kitchen & wardrobe design